Tuesday, April 30, 2019

Dear once upon my favorite guitarist,

I wonder how we sort details in our brain.
Some are put in long term log.
And some didn't.

Some just popped up out of nowhere
on the least expected time.
Like this moment.

Wonders of the brain, I guess.

Dear once upon my favorite guitarist,
thought of you kinda lingers recently.
I guess you need some prayer, no?

May you have a blessed life,
till the the day He call you home.
And if you have hard time.
please remember ( 3: 139-140 )
and ( 94: 5-6 )

If you believe in Him,
you should believe in yourself too.
As He won't burdened any soul more than they could take.

Till then,
take good care of yourself.

Monday, April 29, 2019

#2904

I think it's weird how feelings are engineered.
They are completely unpredictable.
Absurd, most of the times.

You've drowned.
Deep.
Landing on the ocean floor.
Alive and breathing.
Looking up.
But not feeling like surfacing.

Seasons passed and still,
you don't feel like swimming up.
But you don't suffocate either.
You don't yarn for the sky.
Though that is what you used to love the most.
You missed seeing the clouds
but you can't seem to bounce your feet off the ocean floor.
But somehow, the ocean and sky share the same blue.
And maybe,
just maybe,
you hope you could live your whole life underwater.

But you can't.
Because you don't belong.
And you know that very well.
So why can't you just whip your feet
and flutter kick yourself to the surface
and swim to the shore?
You're free to leave.
Yet, you stayed.

Absurd, no?

Thursday, April 25, 2019

#2504

Segala penat lelah diharapkan berbayar. Tak ada benda free ya sekarang.
So here I am. Sibukkan diri dari sibuk hal orang. Tengah belajar untuk keringkan hati, jangan ambil peduli.
I have my own capability. I have backup plans. Tapi cuma tersekat sebab masa dan financial.
I know I can do it by myself.
Aku tahu cakap-cakap orang tak mudah.
Moga dijauhkan dengan unsur-unsur benci lagi.

Work like a man, love like a girl (can I love again?)

Friday, April 19, 2019

Untuk sebuah syurga

All this pains and sufferings,
Are they worth to endure?

Buat baik kat orang, walau orang buat buruk kat kita.

Sabar bila saat ada yang menguji walaupun sebenarnya kita mampu untuk berperang, tapi kita pilih untuk sabar.

Bilamana orang melemparkan kata-kata jahat yang mengguris hati, tapi kita pilih untuk diam.

Untuk segala perkara-perkara yang tak baik berlaku pada kita, tapi kita masih pilih untuk jadi baik, are they worth?

Untuk sebuah syurga, why not?

Tuesday, April 16, 2019

#0105

How much can we ever know
about the love and pain
in another heart?

Thursday, April 11, 2019

Hati besi

Aku degil.
Selain degil, mungkin pasif. Sikitlah.

Aku tak suka mengampu. Tak suka dibuli. Jadi bila orang bagi perhatian aku macam cepat terpedaya, lalu akur dan jatuh. Bila orang kata sayang aku, aku cair, lemah
dan aku pegang sampai mati. Bila orang kata sayang, kalaupun dia bohong, aku percaya. Cepat percaya, cepat terluka. Pakej la tu.

Aku tak suka perhatian untuk aku tu di alih. Bila aku rasa teralih aku diamlah. Tapi aku pantau. Aku ikut. Aku sakit hati. Aku biarkan. Aku abaikan. Lepas tu aku tengok balik bila rindu. Macam tulah pada semua yang aku kata sayang. Walau bukan darah daging, setakat belanja kopi pun aku dah ingat sampai bila-bila. Kalau kata kau artis sekalipun aku tetap pandang yang cuma engkau yang aku kenal dulu, yang hari-hari tanya khabar, mengadu. Yang itu. Tak pedulilah siapa kau di mata siapa, yang penting siapa kau di mata aku.

Well, you know tangan yang memberi tu memang mulia. Dan tolonglah sedar yang tangan menerima ni berbunga hatinya, besar harapannya. Nasihat, canda tawa, peluh, peluk, cium, gurau manja tu semua dikira.

Sebak. Terharu. Kalau surat rasanya dah lipat kecik-kecik letak bedak taruk bawah bantal. Dan ya, aku tak pernah lupa yang ini. Tak pernah. Terima kasih kakak tercinta, perempuan seksi, hati besi.



Wednesday, April 3, 2019

#0304

Aku selalu terfikir,
kalau satu saat nanti bila tiba masa untuk aku pergi tinggalkan dunia ni, adakah orang-orang disekeliling aku rasa lega atau mereka akan tangisi ketiadaan aku?

Kewujudan kita ni samada buat orang senang atau derita.
Masa kita dengan orang, adakah kita buat orang tu rasa senang, gembira, suka atau buat orang rasa tak selesa, geram, menyampah, benci, tak suka kat kita?

Benda ni selalu dalam otak aku. Sebab kita selalu disajikan dengan kata-kata "we live not to please people" kan?
Tapi sebenarnya selain habluminaAllah (hubungan dengan Tuhan), habluminannas (hubungan dengan manusia) pun penting.

Kita punya la jaga hubungan kita dengan Tuhan, beribadat tak kira siang malam (which is good, in fact very good) tapi bab hubungan dengan orang lain kita tak jaga. Asyik buat orang sakit hati dengan perangai kita. Asyik buat orang susah. Asyik nak cakap buruk pasal orang. Lama-lama orang tak suka kita, benci kita, menyampah kat kita. Kau rasa Tuhan tak kira ke perbuatan kita kat orang? Apa yang kita buat kat orang? Ingat, walau sebesar zarah pun perkara yang kita buat, Tuhan kira.

Tuhan jadikan kita ni as social being. Kita kena bergaul dengan masyarakat dengan cara yang baik. Tak kiralah apa pangkat kita pun, pemimpin dunia ke, pemimpin negara ke, ceo syarikat ke, polis ke, pendidik ke, tukang sapu ke, engineer ke, doktor ke, ayah ke, mak ke, atuk ke, nenek ke, abang ke, kakak ke, adik ke, siapa-siapa pun kita, kita kena jaga hubungan dengan orang sekeliling. Sebab pangkat kita tu boleh lead kita ke syurga atau neraka, haaa nampak tak kesan dia?

So, agak-agak orang akan lega atau sedih bila kita dah takde kat dunia ni?